Sejarah

PPDB Online



Berita Terbaru




Alamat :

JL. R.A. Kartini No. 44, Kalurahan Trirenggo, Kapanewon Bantul, Kabupaten Bantul, Propinsi D.I. Yogyakarta

Media Sosial :



Sejarah

SEJARAH BERDIRINYA SMP NEGERI 1 BANTUL


Sepuluh tahun setelah Republik Indonesia merdeka perjuangan bangsa Indonesia terus berlanjut. Disamping tekad mempertahankan kemerdekaan yang didasri oleh jiwa persatuan dan kesatuan yang tinggi, bangsa Indonesia bergerak pula melawan kebodohan. Demikian pula halnya yang terjadi di Bantul. Masyarakat Bantul tidak mau ketinggalan, tahun 1955 beberapa tokoh masyarakat kota Bantul bersama dengan Pemerintah Kabupaten Bantul pada saat itu yang menjabat Bupati Bapak KRT Purwodiningrat bertekat mendirikan sebuah Sekolah Menengah Pertama (SMP).

Bapak Bupati Bantul KRT Purwodiningrat kemudian menyusun Panitia Pendiri Sekolah yang terdiri atas :
1. KRT Purwodiningrat
2. KRT Brotoningrat
3. KRT Dirdjoningrat
4. Bapak Prodjokastowo

Usaha Panitia Pendiri Sekolah tersebut mendapat dukungan dari berbagai pihak dan berhasil mendirikan SMP Negeri Bantul. Hal ini dinyatakan dalam Surat Keputusan Menteri pendidikandan Kebudayaan Republik Indonesia tanggal 21 Juli 1955, nomor : 3705/B/III. Isi surat tersebut Kabupaten Bantul diberi hak untuk mendirikan sekolah SMP Negeri .

Aktivitas Sekolah dimulai tanggal 1 Agustus 1955 dipimpin oleh Kepala Sekolah, Bapak R Murdani Hadiatmodjo dengan dibantu 9 orang guru. Bidang administrasi ketatausahaan dikerjakan oleh Bapak Widyosumulyo sebagai Kepala Tata Usaha bersama 2 orang tenaga administrasi dan seorang pesuruh yaitu Bapak Martodinomo.

Tahun pelajaran 1955/1956 sebagai tahun pelajaran pertama SMP Negeri Bantul dengan membuka 2 kelas. Kegiatan belajar mengajar dimulai tanggal 1 Agustus 1955, maka tanggal itulah ditetapkan sebagai hari jadi SMP Negeri Bantul, yang sekarang bernama SMP Negeri 1 Bantul.

Kegiatan sekolah telah berjalan, namun tugas Panitia Pendiri SMP Negeri Bantul belumlah selesai. Oleh karena itu, sekolah yang baru berjalan itu belum memiliki gedung untuk tempat belajar mengajar. Atas kebijakan Bupati Bantul, Bapak KRT Purwodiningrat untuk sementara waktu kegiatan sekolah diselenggarakan di Pendopo Kabupaten Bantul. Setelah menempati Pendopo selama 3 bulan, SMP Negeri Bantul memindahkan kegiatan belajar mengajarnya di rumah Bapak Hardjodarminto di kampung Kurahan. pemindahan itu dilaksanakan karena pendopo Kabupaten sering digunakan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten untuk berbagai keperluan.

Seiring dengan perjalanan waktu SMP Negeri Bantul semakin berkembang dan telah memiliki kelas I, II dan III. Oleh karena itu jumlah kelas ditambah dengan menempati rumah Bapak H. Abdul Malik di Kampung Badegan.

Dengan penuh suka duka melalui liku-liku yang tidak mulus, sudah berjalan hingga 5 tahun sekolah belum memiliki gedung sendiri. Dalam keadaan yang demikian, SMP Negeri Bantul dikejutkan adanya ultimatum dari Menteri Pendidikan dan kebudayaan Republik Indonesia yang isinya, �� Apabila SMP Negeri Bantul tidak dapa mengusahakan gedung, maka sekolah akan ditutupdan izinnnya akan dicabut��

Dengan adanya ultimatum yang mengejutkan itu Panitia Pendiri Sekolah berusaha keras untuk mendapatkan anah dan gedung. Atas uluran tangan Yayasan Kas Perumahan Rakyat Bantul yang diketuai Bapak Projomulyono, tersedia tanah untuk mendirikan gedung SMP Negeri Bantul yang berlokasi di bekas pabrik gula Jebugan.

Dengan modal tanah tersebut Panitia Pendiri Sekolah dapat membangun satu kelas. Uluran tangan datang pula dari seorang Pemborong Bangunan, bapak Dullah Sabari yang berempa tinggal di Cepit, Pendowoharjo, Sewon, Bantul yang berkenan menyumbang satu lokal kelas.

Setelah tersedia 2 lokal kelas ultimatum Menteri Pendidikan dan kebudayaan Republik Indonesia sudah teratasi. SMP Negeri Bantul terus melanjutkan kegiatan belajarnya. Berkat bantuan dari masyarakat Bantul dan sekitarnya melalui Persatuan orang tua Murid dan Guru (POMG) kegiatan sekolah semakin maju dan berkembang. Sekolah mampu membangun kelas-kelas baru dan sarana prasarana lain sesuai kebutuhan.

SMP Negeri Bantul yang kini bernama SMP Negeri 1 Bantul dalam statusnya sebagai sekolah formal bertipe A semakin banyak mendapat kepercayaan baik dari Pemerintah maupun masyarakat. Kepercayaan dari Pemerintah antara lain SMP Negeri 1 Bantul memasuki usianya enam puluh satu tahun ini mendapat 8 (delapan) Surat Keputusan (SK) dari Dirjend Dikdasmen Depdiknas .
1. Surat Keputusan Nomor : 155 a/C.C3 /KP/PP/2003. Tanggal 16 April 2003, tentang Penetapan SLTP Piloting KBK.
2. Surat Keputusan Nomor : 286/C /Kep/PM/2003. Tanggal 16 Juni 2003, tentang Penetapan SLTP Koalisi Nasional.
3. Surat Keputusan Nomor : 311 a/C.C3 /Kep/PP/2004. Tanggal 2 Juli 2004, tentang Pelaksanaan Terbatas Pembelajaran MIPA Berbahasa Inggris SMP Koalisi Nasional.
4. Surat Keputusan Nomor : 1147 A/C3 /SK/2004. Tanggal 5 Juli 2004, tentang Penetapan SMP Standart Nasional.
5. Surat Keputusan Nomor : 327 a/C.C3 /KP/PP/2004. Tanggal 15 Juli 2004, tentang Perluasan Sasaran Pelaksanaan Terbatas KBK (Kurikulum 2004).
6. Surat Keputusan Nomor: 543/C.3/KEP/2007 tentang penetapan SMP RSBI.
7. Surat Keputusan Mahkamah Konstitusi tahun 2013 tentang Pembubaran Sekolah RSBI
8. Surat Keputusan Direktorat Pendidikan Dasar tentang Penetapan SMP 1 Bantul sebagai sekolah SSN
9. Sekolah berintegritas
10. Sekolah Rujukan

Nama Kepala Sekolah :
1. R. Murdani Hadiatmojo
2. Drs. Wuwondo Dwiatmojo
3. Soegiarno, BA.
4. Drs. Suyadi
5. Drs. Iswandi Wirjodihardjo
6. Suwandi, B.Sc.
7. R. Supangat Hadi
8. Tukijo, BA.
9. Ngadiman
10. Drs. Supriyanto
11. Bambang Edi Sulistiya, M.Pd.
12. Dra. Denok Widarti, M.Pd, M.A.
13. Yasmuri, S.Pd, M.PdI.

14. Tri Kartika Rina, M.Pd. � sekarang.

Keadaan SMP 1 Bantul tahun pelajaran 2023/2024
Tipe sekolah : A
Akreditasi : A
Jumlah siswa : 905 anak
Jumlah rombel : 30 kelas
Jumlah Guru : 63 orang
Jumlah pegawai : 26 orang

Demikian halnya SMP Negeri 1 Bantul setiap pendaftaran murid baru selalu dipenuhi pendaftar hingga melebihi daya tampung yang tersedia. Hal ini terkait dengan keberadaan SMP Negeri 1 Bantul di tengah-tengah masyarakat Bantul diterima sebagai sekolah fovorit. Semua ini merupakan bentuk kepercayaan sebagai sekolah yang diterima eksistensinya di tengah-tengah masyarakat.


HERUCAKRA JAYA

PUSPASABAYOTA



RUANG BELAJAR




Dokumentasi Kegiatan